Februari 10, 2011

Syair -- CaNtik

P U T I H

 Selamat datang putih
 ini adalah hitamku yang tersemat
 jadikanlah ia sepertimu
 agar ku tak risau lagi

 flora dan air telah memberiku isyarat
 putih itu dari kesucian tak tertandingi
 ku tak lihat lagi sebagai kata
 ia adalah janji yang abadi

merajut rangkaian putih
dalam kekosongan 
tak butuh sekejap mata
karena mata ini belum seputih itu
ku berdamai dengan putihMU
dalam arena penyesalan dihadapanMU
-----------------------------------------

SAPA DALAM KERINDUAN


Di seberang jauh untaian warna,
ku coba mengabaikan lambaian itu,
dan mendekatlah,
berbisik merdu sampaikan isi hatiku,
aku merindukanmu
Dadaku terus berdetak,
tatapanku kulempar ke ufuk kerinduan,
semakin menyayat nadi asmara,
keluhku tak akan di dengarnya lagi,
tak mau dia menatapku dengan hati,
itulah pesannya,

Jalanan telah ku telusuri, 
aku telah melewati dua belas tengah malam,
ku cari teman dalam kesunyian rindu,
yang tergambar pada air mata

Sungguh ku menyapamu,
aku memakai perangko cinta dariNYA,
ku titipkan pada bingkisan Doa
jika kau mampu menembus cakrawala nurani
niscaya kau akan menerima 
mungkin dengan sesalmu

(be brave "bisikan terakhir" dari teman tengah malam)
------------------------------------------------------------------------------
KEINDAHAN UNTUKMU


 dengarlah yang terindah, dengarlah.......
jika mendengar namaku dalam panggilanmu
adakah ku tidak menunduk pada panggilanmu 
 ku tak bisa tak mendengarnya
bangunlah yang terindah, bangunlah......
dari pandanganmu yang terlalu cepat untuk menghukumku

adakah kau tahu yang terindah
kau tercipta sebagai keindahan hiasan dunia ciptaan Tuhan
dengan segala kekuasaan--NYA
kau yang terindah bagai huruf yang tak bosan ku baca
kau yang terindah bagai birunya langit yang tak bosan ku mengejanya
kau yang terindah bagai air bening dalam gelas di hadapan hausku

bangunlah wahai kau yang terindah
aku mendapati keindahan dalam jiwamu
untuk menyempurnakan bahagiaku
untuk menemaniku dalam ruangku
jadilah yang terindah dalam hidupku
AMEEN Ya Salam, Ya Rahim
-----------------------------------------------
 BIAR SAJA
 

 Ah biar saja, mengapa harus malu
Ia yang memberiku pikiran
sehingga aku mampu melukiskan wajahmu
di tengah hamparan langit hitam di malam kelam
Ah biar saja, mengapa harus takut
Ia yang memberiku harapan
sehingga aku mampu membayangkanmu
tersenyum menari di tengah danau telaga
kau pasti tak tahu dan tak mengerti
ketika kutulis sajak cinta
ditepi daun bermahkota permata embun
atau diujung jingga pengantar malam

Ah biar saja, Ia yang memberiku rasa
melihatku menangis di antara sujudku diatas tikar sembahyang
dalam dekapan kesunyian malam
aku hanya sedang belajar mencintai--NYA
-----------------------------------------------------------------
 TERATAI DI ANTARA HUJAN

Aku merasakan sebilah pedang dalam hati
tersentuh nyeri mengaliri tiap relung nadi
semua ketika aku mengenangmu
dalam kebencianmu, dalam kesenanganmu
yang tak berujung baik bagiku
Aku merasakan sendiri di ruang ini
kuberlari menjejak langkah 
mengenyahkan sunyi dan duka 

aku temui hujan
dia mengguyur robekan pisaumu
perih meretas air mata
Aku masih berada di bawah Teratai
menjadi akarnya agar tak layu
kau dalam anganku
aksara nyeri berlarian dalam hatiku
bukan untuk melukaimu
adalah hadiah darimu
ku berharap kan menjadi selembar daun untuk Terataiku
lalu memanggil rinai hujan kembali
di waktu shubuh menemaniku
mengusir jerit tabir lalu yang tak pernah pergi
------------------------------------------------