Ku berjalan menyisir lorong waktu. Ku bertemu sorak daun-daun tersapa angin. Ku tak mampu tuangkan seluruhnya, karena ada luka diatas luka. ku memaafkan dan maafkan aku
Juni 23, 2011
Februari 10, 2011
Syair -- CaNtik
P U T I H
Selamat datang putih
ini adalah hitamku yang tersemat
jadikanlah ia sepertimu
agar ku tak risau lagi
flora dan air telah memberiku isyarat
putih itu dari kesucian tak tertandingi
ku tak lihat lagi sebagai kata
ia adalah janji yang abadi
merajut rangkaian putih
dalam kekosongan
tak butuh sekejap mata
karena mata ini belum seputih itu
ku berdamai dengan putihMU
dalam arena penyesalan dihadapanMU
-----------------------------------------
SAPA DALAM KERINDUAN
Di seberang jauh untaian warna,
ku coba mengabaikan lambaian itu,
dan mendekatlah,
berbisik merdu sampaikan isi hatiku,
aku merindukanmu
Dadaku terus berdetak,
tatapanku kulempar ke ufuk kerinduan,
semakin menyayat nadi asmara,
keluhku tak akan di dengarnya lagi,
tak mau dia menatapku dengan hati,
itulah pesannya,
Jalanan telah ku telusuri,
aku telah melewati dua belas tengah malam,
ku cari teman dalam kesunyian rindu,
yang tergambar pada air mata
Sungguh ku menyapamu,
aku memakai perangko cinta dariNYA,
ku titipkan pada bingkisan Doa
jika kau mampu menembus cakrawala nurani
niscaya kau akan menerima
mungkin dengan sesalmu
(be brave "bisikan terakhir" dari teman tengah malam)
------------------------------------------------------------------------------
KEINDAHAN UNTUKMU
dengarlah yang terindah, dengarlah.......
jika mendengar namaku dalam panggilanmu
adakah ku tidak menunduk pada panggilanmu
ku tak bisa tak mendengarnya
bangunlah yang terindah, bangunlah......
dari pandanganmu yang terlalu cepat untuk menghukumku
adakah kau tahu yang terindah
kau tercipta sebagai keindahan hiasan dunia ciptaan Tuhan
dengan segala kekuasaan--NYA
kau yang terindah bagai huruf yang tak bosan ku baca
kau yang terindah bagai birunya langit yang tak bosan ku mengejanya
kau yang terindah bagai air bening dalam gelas di hadapan hausku
bangunlah wahai kau yang terindah
aku mendapati keindahan dalam jiwamu
untuk menyempurnakan bahagiaku
untuk menemaniku dalam ruangku
jadilah yang terindah dalam hidupku
AMEEN Ya Salam, Ya Rahim
-----------------------------------------------
BIAR SAJA
Ah biar saja, mengapa harus malu
Ia yang memberiku pikiran
sehingga aku mampu melukiskan wajahmu
di tengah hamparan langit hitam di malam kelam
Ah biar saja, mengapa harus takut
Ia yang memberiku harapan
sehingga aku mampu membayangkanmu
tersenyum menari di tengah danau telaga
kau pasti tak tahu dan tak mengerti
ketika kutulis sajak cinta
ditepi daun bermahkota permata embun
atau diujung jingga pengantar malam
Ah biar saja, Ia yang memberiku rasa
melihatku menangis di antara sujudku diatas tikar sembahyang
dalam dekapan kesunyian malam
aku hanya sedang belajar mencintai--NYA
-----------------------------------------------------------------
TERATAI DI ANTARA HUJAN
Aku merasakan sebilah pedang dalam hati
tersentuh nyeri mengaliri tiap relung nadi
semua ketika aku mengenangmu
dalam kebencianmu, dalam kesenanganmu
yang tak berujung baik bagiku
Aku merasakan sendiri di ruang ini
kuberlari menjejak langkah
mengenyahkan sunyi dan duka
aku temui hujan
dia mengguyur robekan pisaumu
perih meretas air mata
Aku masih berada di bawah Teratai
menjadi akarnya agar tak layu
kau dalam anganku
aksara nyeri berlarian dalam hatiku
bukan untuk melukaimu
adalah hadiah darimu
ku berharap kan menjadi selembar daun untuk Terataiku
lalu memanggil rinai hujan kembali
di waktu shubuh menemaniku
mengusir jerit tabir lalu yang tak pernah pergi
------------------------------------------------
Februari 06, 2011
HestY dalam TaNya
Tanpa kuketahui aku telah berada dalam bentangan waktu, aku beranjak mengikutinya. Tanpa aku bertanya, aku telah berada dalam belaian rasa senang karena perjalanan. Tanpa aku melihat untuk apa aku berada pada situasi yang senantiasa melekat pada kulitku.
Aku menyusuri jalan, sempit menjejak luas berlari, aku lukiskan senyum dan aku jahitkan air mata. Semua begitu terkesan dalam kedua bola mata hatiku. Meski aku tak pernah berjumpa dengan hitam kedua bola mata itu.
Keningku berpeluh, tiba-tiba kakiku tak berpadu dengan isi ubun-ubun kepalaku. Aku duduk bersimpuh, merasa dungu. Aku bersujud, merasa kotor. Ingin rasanya kulumat seluruh daging dan darah yang berada didalam tubuhku.
Tak berarti, ah.....sungguh tak berarti rinai hujan itu, karena aku masih juga belum bertanya. Selang waktu, kudengar hanya suara jam dinding. satu, dua, tiga, empat, lima....sampai seratus, kudengar suara petir menyambar. Aku lalu beranjak, dan bertanya. Ku dengar kan jawaban, tak ada.....
Aku mencarinya, berlari di antara mereka yang berjatuhan dari langit. Air yang kucintai, karena dia yang setia temani aku. dengan kecepatan apapun, tetap aku mencari, dan jawaban itu tak jauh dari kulit tubuhku. Dia ada didalam HATI.
My Breath the only ONE off. Just be Mine. ALLAHUAKBAR. the ONLY one.
Kubuka dengan pertanyaan baru, dan aku tetap akan merakit jawaban. Aku tetap berada dibawah rinai air hujan. Aku tetap berada sebagai Ordinary girL who have more wishes to be a GirL.
and i won't to cry for yesterday
and i will long try to survive
-----------------------------------
Langganan:
Postingan (Atom)